Pemandangan dari sebuah pusat pertokoan di kawasan Senayan, Jakarta.
Foto ini diambil di siang hari, tapi kamera Eximus saya yang diisi dengan film redscale menyulapnya menjadi seperti foto pada waktu matahari terbenam.
Foto ini diambil di siang hari, tapi kamera Eximus saya yang diisi dengan film redscale menyulapnya menjadi seperti foto pada waktu matahari terbenam.
Oh,
and don't forget about the treehouse,
it should be inside of the forest of course.All shots were taken by Eximus camera, the best plastic camera ever.
and don't forget about the treehouse,
it should be inside of the forest of course.All shots were taken by Eximus camera, the best plastic camera ever.
Silahkan dinikmati.
Ini foto pakai Nikon FM-10 kesayangan saya.
Modelnya adalah seorang teman yang pandai menulis dan selalu pasrah menjadi model foto saya.
Ini foto pakai Nikon FM-10 kesayangan saya.
Modelnya adalah seorang teman yang pandai menulis dan selalu pasrah menjadi model foto saya.
Wooden floors, walls and window sills...
Tables and chairs worn by all of the dust..
This is a place where I don't feel alone
This is a place where I feel at home...
(The words taken from
The Cinematic Orchestra's song,
To Build A Home. What a beautiful song.
And the drawing is mine. )
Pagi tadi ibu saya beres-beres lemari, disitu saya nemu sebuah buku. Buku itu adalah buku panduan penggunaan mesin jahit lama ibu saya, merk mesin jahitnya Singer.
Buku ini buku lama, tertulis ada tahun 1978 di awal buku (saya kurang tau itu maksudnya cetakan tahun segitu atau gimana).
Tapi yang menurut saya paling menarik adalah, setiap langkah panduan yang disampaikan lewat ilustrasi, tanpa tulisan sama sekali. Bahkan untuk urutan langkahnya, diwakili dengan bulatan-bulatan, bukan dengan angka. Saya sih sok tau apa, menurut saya mungkin produsen mesin jahit ini emang ingin mesin jahitnya bisa dipakai semua orang, semua kalangan, bahkan bagi yang butahuruf.
Hebat juga ya, ternyata buku ini ngga butuh tipografi untuk berkomunikasi.
Seperti inilah bukunya.
Buku ini buku lama, tertulis ada tahun 1978 di awal buku (saya kurang tau itu maksudnya cetakan tahun segitu atau gimana).
Tapi yang menurut saya paling menarik adalah, setiap langkah panduan yang disampaikan lewat ilustrasi, tanpa tulisan sama sekali. Bahkan untuk urutan langkahnya, diwakili dengan bulatan-bulatan, bukan dengan angka. Saya sih sok tau apa, menurut saya mungkin produsen mesin jahit ini emang ingin mesin jahitnya bisa dipakai semua orang, semua kalangan, bahkan bagi yang butahuruf.
Hebat juga ya, ternyata buku ini ngga butuh tipografi untuk berkomunikasi.
Seperti inilah bukunya.
Dibawah ini adalah brosur dari typeface helvetica. Saya buat untuk tugas tipografi setahun lalu, waktu saya masih semester 4. Konsep desain yang dituju adalah tampilan yang clean dan permainan grid. Ada 2 alternatif brosur yang saya buat. Mungkin permainan tipografinya memang terlihat biasa saja atau kurang eksperimen. Saya akan belajar lebih banyak lagi hehe.
(Ohiya maaf kalau kualitas foto nya kurang bagus)
(Ohiya maaf kalau kualitas foto nya kurang bagus)
Tadi siang, saya dan seorang teman membahas tentang band-band Indonesia jaman sekarang yang bisa mendadak terkenal padahal musiknya belum tentu bagus. Awalnya sih gara-gara inget iklan RBT suatu band dengan inisial W di tv yang sekarang sering banget diputar di stasiun-stasiun tv, lagunya bener-bener masuk ke alam bawah sadar (cie), bisa bikin kita tiba-tiba nyanyi saking seringnya denger hahaha. Trus tiba-tiba muncul lah kalimat dibawah ini di dalam pembicaraan kita :
" Nothing
is
the new
big thing. "
Nggak peduli deh kalimat itu terlalu sok tau, terlalu sok, atau emang terlalu benar kenyataannya. Pokoknya saya suka kalimatnya, it has a nice rhyme, nothing-big thing, hahaha.
Seorang teman bercerita, mbahnya di jogja punya 2 ekor anjing.
Namanya Tony dan Tony, iya dua-duanya namanya Tony.
Waktu temen saya nanya ke mbahnya:
"Emang anjingnya bisa ngebedain siapa yang dipanggil?"
Si mbah cuma menjawab:
"Ngga apa-apa, biar ngga iri, biar adil"
Terus saya ketawa deh (sebenernya dari pas dikasih tau namanya Tony dan Tony saya udah ketawa banget).
Namanya Tony dan Tony, iya dua-duanya namanya Tony.
Waktu temen saya nanya ke mbahnya:
"Emang anjingnya bisa ngebedain siapa yang dipanggil?"
Si mbah cuma menjawab:
"Ngga apa-apa, biar ngga iri, biar adil"
Terus saya ketawa deh (sebenernya dari pas dikasih tau namanya Tony dan Tony saya udah ketawa banget).
Ini kunjungan saya yang kedua kalinya ke ragunan.
Sayangnya ngga begitu banyak foto yang diambil
dan ngga begitu banyak binatang yang saya liat,
agak sia-sia perjalanan kemarin.
Sayangnya ngga begitu banyak foto yang diambil
dan ngga begitu banyak binatang yang saya liat,
agak sia-sia perjalanan kemarin.